Revolusi dan Anarkis


By: Khoirul Taqwim

Tanah lapang menjadi Abu
Rumah dan gedung terbakar sijago merah
Sementara sebagian masyarakat berpesta pora
Atas nama revolusi perubahan
Namun tak sedikit masyarakat yang menjadi korban
Hingga berdarah-darah
Sampai nyawa seketika hilang dari jasad
Karena anarkis perubahan yang menjadi-jadi
Tanpa kontrol kemanusiaan
Yang ada ambisi kekuasaan semata

Revolusi dan anarkis
Menjadi satu padu dalam sebuah perubahan
Hingga nalar sulit mengeja tentang revolusi dan anarkis
Karena dalam sebuah revolusi
Tak jarang ambisi kekuasaan
Masuk dalam sebuah bentuk revolusi
Hingga menghasilkan anarkis dalam gejolak revolusi

Antara revolusi dan anarkis
Sudah menyatu dalam sebuah perubahan
Hingga sulit membedakan antara revolusi dan anarkis
Karena kedua istilah ini
Telah menyatu dalam bentuk perubahan
Namun sebenarnya dapat dibedakan
Bahwa anarkis adalah: ambisi keserakahan semata
Sementara revolusi: adalah perubahan menuju perbaikan

Saat perubahan tiba
Revolusi dan anarkis beda tipis
Menyatu dalam sebuah pergerakan
Hingga tak jarang mata sulit membedakan
Tetapi jiwa suci mampu membedakan keduanya
Karena jiwa suci jauh dari nafsu semata
Namun jiwa yang suci dilandasi keindahan budi pekerti
Dari sinilah revolusi harus tetap berjalan dimuka bumi
Sebagai bentuk perubahan perbaikan
Sedangkan anarkis harus ditinggalkan
Karena hanya mengejar nafsu semata


Para Buruh Petani


By: Khoirul Taqwim

Sawah terhampar jauh
Dari ujung barat sampai ujung timur
Buruh petani masih terlihat mencangkul
Dengan penuh keikhlasan saat bekerja
Tak perduli siang maupun malam
Para buruh petani masih sempatkan diri
Tuk mengabdi pada alam semesta

Para buruh petani
Hidup penuh kesabaran
Walau hanya bermodal keringat tenaga
Tak punya sawah maupun ladang
Tetapi para buruh petani tetap tegar
Saat menghadapi peliknya hidup
Yang tak jarang menahan lapar
Karena hidup semakin mahal
Dengan kenaikan beragam kebutuhan hidup
Walau upah para buruh petani tak kunjung naik

Wahai para buruh petani
Kehidupanmu mengabdi pada alam
Tak perduli hidup semakin mahal
Namun engkau para buruh petani masih tetap sabar
Saat menjalankan aktivitas hidup
Karena hidup para buruh petani
Penuh dengan kesederhanaan
Sehingga hidup walau sesulit apapun
Engkau para buruh petani
Tetap tegar menerjang sulitnya hidup

Engkau para buruh petani
Kesabaranmu tentang menjalani hidup
Menjadi suri tauladan kebaikan
Bagi dia yang ingin hidup dalam bentuk kesederhanaan
Karena para buruh petani sumber kesederhanaan itu sendiri
Sungguh mulia jiwa para buruh petani
Walau tak punya harta berlimpah
Apalagi kendaraan mewah
Namun jiwamu tak kalah kaya
Dari dia yang punya harta berlimpah maupun kendaraan mewah






Merindukan Jilbabmu


By: Khoirul Taqwim

Cahaya mentari pagi
Masih terasa hangat disanubari
Hingga membuat seluruh kalbuku
Merasa tenteram bersama jilbabmu kala itu
Namun kini tinggal sebuah kenangan rasa
Hanya kerinduanku tentang jilbabmu
Yang membentang disinggasana cakrawala raya

Kelembutan jilbabmu
Pancarkan pesona kelembutan rasa
Hingga membuat jiwaku terasa hangat
Saat mengingat tentang jilbab dimustakamu
Sungguh jiwaku merindukan jilbabmu yang begitu anggun mempesona rasa
Karena jilbabmu menyejukkan kalbuku yang terdalam
Sampai masuk kerelung kalbu rasaku

Merindukan jilbabmu
Menumbuhkan rasa kekagumanku tentangmu tak terbendung
Sampai masuk kedasar jiwa sanubariku
Hingga tak terasa sejenak jiwaku tertuju khusus untukmu
Karena jiwaku sudah terpaut rasa tentang keindahan jilbabmu
Sampai seluruh jiwaku merindukan
Akan keberadaan jilbab yang ada dimustakamu

Merindukan jilbabmu
Menambah rasa keimanan pada Ilahi
Karena dibalik jilbabmu tersimpan budi pekerti yang luhur
Hingga seluruh jiwaku
Merasa dirimu bagian keteladanan keindahan
Sungguh hatiku terpaut oleh jilbab indahmu
Sampai seluruh kalbuku merindukan tentang jilbabmu
Yang indah mempesona rasa jiwa terdalamku
Terima kasih kuhaturkan pada keindahan jilbabmu dari lubuk hatiku terdalam





Jernih Jiwamu


By: Khoirul Taqwim

Udara pagi hari
Masih terasa segar dijiwa
Sementara embun pagi
Masih menyelimuti alam sekitar
Sungguh membuat kalbuku terasa sejuk
Saat menghirup antara pagi hari dan embun pagi
Sampai masuk kerongga-rongga jiwa terdalamku

Pagi hari
Bersama budimu yang begitu agung
Membuat rasa kalbuku terketuk rasa
Hingga menembus kerelung-relung jiwaku
Karena kelembutan jiwamu begitu indah mempesona
Sampai seluruh jiwaku berkata
Jiwamu begitu jernih lembut gemulai
Sehingga menampakkan keindahan yang terpancar dalam jiwamu
Sungguh jiwamu jernih terasa
Laksana jernihnya udara sepanjang pagi hari

Jernih jiwamu
Begitu terasa kuat masuk kesanubariku terdalam
Karena jiwamu laksana embun pagi
Jernih tiara tara kurasa dalam jiwaku
Hingga sampailah seluruh jiwaku mengagumi
Akan kejernihan jiwamu yang begitu sejukkan rasa
Sampai masuk kepori-pori jantungku
Akan keindahan jiwamu yang tak mampu kulukiskan lewat kata-kata

Bersama kejernihan jiwamu
Laksana salju yang begitu bersih gemulai
Indah terasa disanubariku yang terdalam
Karena kejernihan jiwamu mengusik sanubariku
Untuk neneladani kebaikan budi pekertimu
Begitu jernih kurasa disetiap detakan jiwaku
Sampai masuk keseluruh dasar samudra kalbuku