Keajaiban Wajahmu


By: Khoirul Taqwim

Saat matahari masih bersinar terang
Engkau berjalan didekatku dengan penuh keanggunan
Kulihat engkau memakai kerudung hitam dimustakamu
Kulihat engkau juga memakai baju putih bersih
Saat sedang berjalan dengan lambaian gemulai tanganmu
Lalu kutatap wajahmu dengan kelembutan
Sungguh aku melihat wajahmu
Laksana rembulan yang bersinar terang
Wajahmu terasa penuh dengan keajaiban alam kesempurnaan

Keajaiban wajahmu
Hinggapi seluruh benak jiwaku
Hingga aku sulit berucap kata tentang wajahmu
Karena wajahmu keajaiban alam yang tersimpan disamudra semesta
Kelembutan wajahmu laksana sutra disinggasana surga
Sungguh wajahmu menembus batas keajaiban alam semesta
Untuk itu aku menulis tentang keajaiban wajahmu
Terasa begitu indah dikalbuku yang terdalam

Bila wajahmu selalu hadir dibenakku
Semua jiwaku terasa tenang laksana danau persinggahan
Karena wajahmu keajaiban dari kekayaan alam
Sungguh aku mengagumi akan keajaiban wajahmu
Sampai seluruh kalbuku terasa tenteram
Saat keajaiban wajahmu hadir dikalbuku
Hingga membuat seluruh jantungku berdecak kagum
Saat mengenang keajaiban wajahmu

Sementara disini kulihat cuaca masih bersahabat
Begitu juga awan-awan masih terang benderang
Secerah keajaiban wajahmu laksana cahaya dilangit
Sungguh aku mengenal wajahmu
Bersama keajaiban-keajaiban yang tersimpan didalamnya
Hingga seluruh jiwaku mengingat tentang wajahmu
Karena wajahmu mengandung keajaiban yang sungguh menakjubkan
Hingga sampai masuk kecelah-celah jiwaku yang terdalam


Wanita Iman


By: Khoirul Taqwim

Wajahmu nan ayu jelita
Kulitmu bercahaya laksana rembulan
Tubuhmu semerbak wangi kasturi
Namun bukan itu aku mengagumimu
Bukan karena kecantikanmu bah Bidadari turun dari langit
Bukan karena keindahan bibirmu yang mungil
Juga bukan karena kelembutan kulitmu
Tetapi keindahan budi pekertimu
Itulah yang membuat jiwaku larut dalam hayalan tentangmu

Wanita iman
Memakai kerudung putih dimustakamu
Keindahan budi pekertimu
Menjadi suri tauladan bagi alam semesta
Karena keindahan budi pekertimu
Laksana embun pagi yang masih bersih dan suci
Sungguh budi pekertimu menyentuh kalbuku yang paling dalam

Wahai wanita iman
Keteladanam budi pekertimu
Sungguh membuat alam semesta sejuk
Begitu juga membuat jiwaku merasa kedamaian
Saat melihat budi pekertimu yang indah
Hingga seluruh nadiku bergetar
Menyaksikan kelembutan budimu yang begitu agung
Sampai kalbuku terpesona olehmu

Wanita beriman
Engkaulah harapan perdamaian alam
Engkaulah jawaban dari angkara murka
Supaya angkara murka menjadi redam
Bahkan angkara murka menjadi hilang
Karena digantikan dengan keindahan budi pekertimu
Sungguh harapan besar itu tertuju untukmu
Yaitu: untukmu wanita iman yang telah masuk dicelah-celah kalbuku terdalam