Sabda Cinta Ayat 49


Kuketuk Pintu Hatimu

By: Khoirul Taqwim

Saat kau menutup pintu hatimu
Rapat-rapat terkunci
Kuketuk pintu hatimu
Namun bila pintu hatimu belum kau buka
Aku akan mengetuk kembali pintu hatimu
Bila pintu hatimu belum juga kau buka
Maka aku akan terus menerus mengetuk pintu hatimu
Hingga beribu-ribu kali ketukan
Sampai kau membuka pintu hatimu yang terkunci

Dengarkan wahai belahan jiwaku
Bahwa rasa jiwaku padamu
Laksana sang mentari dengan tulus menyinari semesta alam
Begitu juga rasa hatiku untukmu
Penuh ketulusan dan keikhlasan tuk masuk didasar jiwamu
Hingga engkau tahu
Seberapa besar rasa jiwaku
Tersimpan untukmu selalu

Kuketuk pintu hatimu
Wahai pujaan jiwaku
Hingga engkau ikhlas
Membuka pintu hatimu
Rapat-rapat yang terkunci
Sampai pada akhirnya
Kau kan merasa bahagia
Bersama jiwaku yang selalu ada untukmu

Semilir angin malam
Menyentuh asmara rinduku
Rindu tentang kelembutan jiwamu
Penuh dengan keindahan asmara keikhlasan
Sungguh kurindu pintu hatimu yang terbuka untukku
Hingga kunci pintu hatimu
Selalu tertoreh untukku
Itu secercah harapan-harapan asmara jiwaku padamu
Semua terlukis dalam sabda-sabda cinta asmara

Geguritan Kenangan Sae


Dening: Khoirul Taqwim

Kala tindak sareng panjenengan
kraos sae dunia adalem raos
ngantos sedaya kalbuku rumaos kanyamanan kraos
amargi dipunpanjenengan saged memghadirkan gojek gujeng
Padahal kawontenan malih duka lara
dipunpanjenengan ugi saged ndhatengaken ketenangan jiwa
Padahal kawontenan malih resah balau lebet jiwa

Kenangan sareng panjenengan
dados kenangan sae lebet benakku
ngantos sedaya jiwaku
kala ngenget panjenengan sayuta kesaen kraos
ngantos mlebet lebet dasar penggalih adalem
amargi dipunpanjenengan kageman ambakan sugeng adalem
mlebet dipunsamukawis penjuru arah jantungku

Kala surya miwiti terbit
kala punika kenangan tentangmu dhateng lebet benakku
ngantos sedaya jiwaku
rumaos wonten samukawis ingkang dhateng tentangmu
sareng balutan kenangan ingkang sae
ngantos detik menika dereng kelimengan lebet benakku
amargi dipunpanjenengan dados pelabuhan jiwaku
kala salira rumaos sepen lebet mengeja langkah sugeng menika

Mengenangmu
Pancarkan aura kebahagiaan
amargi dipunpanjenengan soca jiwaku
kala salira lebet dahaga kesalitan badhe asih gandrung
dipunpanjenengan salajeng dhateng
Walau namung sawates kenangan
sayangipun punika sedaya kraos kenangan sae
sapanjang ambakan margi jiwa menika

Kentongan dan Bedug


By: Khoirul Taqwim

Kentongan dipukul bertalu-talu
Begitu juga bedug ditabuh gemelegar suaranya
Pertanda sholat subuh telah tiba
Saat itu muda-mudi, kakek-nenek
Anak-anak maupun orang dewasa
Datang kemasjid-masjid maupun kemushola-mushola
Tuk laksanakan panggilan suci Ilahi
Indah terasa pagi itu
Bersama sajadah kehidupan
Membentang diwaktu sujud kala itu

Embun pagi mulai turun
Suara kentongan dan bedug
Terdengar nyaring didinding-dinding telinga
Kala itu seluruh jiwa raga
Tertuju pada sang maha pemilik semesta alam
Karena kentongan dan bedug
Sudah menjadi tanda datangnya
Tuk melaksanakan ibadah suci
Sebagai bentuk kepasrahan insan manusia
Pada Ilahi sang maha pemilik keabadian

Terdengar tok tok tok
Suara kentongan dipukul
Terdengar dung dung dung
Suara bedug ditabuh
Mengisyaratkan subuh telah datang
Saatnya ambil air wudhu
Tuk mensucikan diri dari hadas
Supaya saat menghadap Ilahi dalam keadaan suci mulia

Suara kentongan dan bedug dipagi hari
Pertanda sholat subuh telah tiba
Diwarnai dengan udara yang segar
Kicauan burung-burung yang mulai terdengar sayup-sayup
Begitu juga suara ayam jantan berkokok terdengar kencang
Sungguh suara kentongan dan bedug
Membawa hikmah yang tak terhingga disemesta alam
Semua terlukis dalam keindahan hidup
Penuh dengan keimanan pada Ilahi sang pemilik keabadian

Sang Khutbah Tanpa Dosa Ayat 11


Kehendak Sang Khutbah

By: Khoirul Taqwim

Ketika sang khutbah bicara
Bom meledak dikota-kota
Letusan senjata api terdengar nyaring didinding-dinding telinga
Kala itu sang khutbah terus bicara
Bahwa nyawa hilang demi keimanan adalah: anugerah
Maka saat itu semesta alam
Menjadi samudra darah
Seolah-olah jiwa manusia sudah tak berharga
Karena kematian terserak laksana debu-debu dijalanan
Sungguh nilai-nilai kemanusiaan
Hilang ditelan keserakahan keimanan

Kehendak sang khutbah
Bahwa hidup sesuai peta dengan jiwanya
Jika tak sesuai dengan peta kehendak sang khutbah
Maka kehidupan dianggap kedzaliman
Maka harus diluruskan dengan kata-kata
Kalau perlu dengan teror dan senjata
Sungguh kehendak sang khutbah
Laksana nafsu sedang dibutakan oleh keimanan diri

Darah mengalir segar
Air mata tumpah diwajah-wajah kehidupan
Saat itu kehendak sang khutbah
Terus direkam diberbagai media
Menyebar kegaduhan dimana-mana
Dengan mengatasnamakan keimanan
Seolah-olah menghalalkan penghilangan sesama
Sungguh nilai-nilai kemanusiaan
Telah ditelan kehendak sang khutbah

Kehendak sang khutbah
Kehendak yang ingin seluruh umat mengikuti ambisi diri
Kehendak yang ingin berkuasa atas nama keimanan diri
Kehendak yang ingin menyalurkan hasrat nafsu Keyakinan diri
Kehendak yang ingin menyalurkan hasrat keserakahan diri
Hingga pada akhirnya
Kehendak sang khutbah terbentur pada perbedaan
Baik perbedaan keimanan maupun keyakinan
Baik perbedaan aliran maupun religi
Sampai pada titik pertarungan
Darah dan air mata pecah disemesta alam
Sungguh tragis atas nama kemanusiaan
Karena kehendak sang khutbah
Terus berbicara dimimbar-mimbar kemuliaan
Seakan-akan kebenaran hanya dalam diri sang khutbah
Tanpa menghiraukan keyakinan dan keimanan yang lain
Semua tertoreh dalam kehendak sang khutbah

Sabda Cinta Ayat 48


Detakan Jiwa

By: Khoirul Taqwim

Kala bunga-bunga ditaman
Kembang mekar penuh kecantikan
Saat itu pula aku melihatmu
Penuh dengan keanggunan
Saat engkau berjalan dengan pelan
Namun pasti kau kan sampai pada titik persinggahan
Saat itu seluruh jiwaku berdetak kencang
Seakan-akan bulan ingin menyentuh bintang-bintang kala itu

Dingin pagi hari
Masih menusuk pori-poriku
Begitu juga jiwaku saat melihatmu
Berdetak kencang jiwaku
Namun tak mampu mengucap sepenggal kata
Tentang rasa didasar jiwa
Bahwa aku jatuh hati padamu
Semua terasa duri menusuk disetiap jengkal kalbuku
Karena semua laksana mimpi disiang bolong
Tak ada tujuan dan persinggahan

Detakan jiwaku
Terasa perih teriris-iris belati
Namun kucoba mengais bahagia rasa
Walau belum sempat mengucap sepatah kata
Namun paling tidak aku pernah melihatmu
Karena melihatmu adalah: anugerah detakan jiwa
Terasa bahagia rasa didalam kalbuku

Detakan jiwaku
Tertulis namamu yang indah
Kan kusimpan mamamu dibelahan jiwaku
Bersama detakan jiwaku yang terus berdetak kencang
Sungguh jiwaku saat mengingatmu
Penuh dengan keindahan yang nyata
Hingga seluruh jiwaku berdetak kencang
Karena engkau begitu sempurna bagi jiwaku
Indah terasa didasar kalbuku
Semua tertuang dalam sabda-sabda cinta